BPPK Srumbung

BPPK Srumbung Jln Exs SMP Bapendik Desa Jeruk Agung Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang 56483, email: bppksrumbung@gmail.com

Selasa, 16 Juli 2013

Agensia Hayati




1. Trichoderma
Trichoderma adalah agens hayati dari golongan jamur yang bersifat antagonis, yaitu mampu menekan pertumbuhan jamur-jamur pathogen/penyebab penyakit tanaman.  Disamping itu juga mampu mempercepat proses pelapukan bahan organik (pengomposan).  Mekanisme antagonis adalah akibat persaingan makanan dan tempat tumbuh, pengrusakan dinding sel pathogen dan antibiosis.  Trichoderma mampu berkembang lebih cepat sehingga menguasai media tumbuh, akibatnya cendawan lain tidak dapat tumbuh, akibatnya cendawan lain tidak dapat tumbuh dan berkembang berkembang biak.  Hifa Trichoderma dapat menembus dinding sel dengan bantuan enzim kitinase sehingga mengganggu dan membunuh cendawan pathogen (hiperparasit).  Selain itu tricoderma mengeluarkan antibiotic “trichoderin” yang dapat membunuh cendawan pathogen.  Trichoserma termasuk mikroorganisme saprofit tanah yang dapat menguraikan bahan organic seperti karbohidrat, terutama selulosa.
Pengaplikasian Trichoderma pada tanaman :
-     100 Gram biakan kemudian dilarutkan kedalam 1 liter air, lalu diremas-remas sampai agens hayati terpisah dari media, kemudian disaring, Tetapi yang berupa tepung dapat langsung dicampur dengan air.
-     Tambahkan sedikit detergen dan 2 sendok teh gula pasir pada larutan, kemudian diaduk sampai homogen.
-      Tambahkan air sehingga menjadi 10 liter larutan semprot.
-      Penyemprotan diarahkan pada organisme sasaran.

ALAT DAN BAHAN
Alat     : Rantang, kompor, baskom, saringan, sendok makan, klep matches, lampu spiritus
Bahan : bibit Trichoderma, beras, dedak, padi, sekam padi, asam cuka, air bersih dan kotak
             plastik.

Buatlah media untuk perbanyakan Trichoderma sp
a.     Media nasi
Masaklah nasi hingga 1/3 matang dan kemudia dinginkan dalam baskom denganketebalan 5 cm.
b.    Media dedak
Campurlah dedak padi dan sekam dengan perbandingan 1:1 di dalam baskom lalu siram dengan air panas sampai membentuk bubur dan biarkan selama 24 jam.  Remas/peras bubur diatas agar airnya keluar, lalu dikukus ± 30 menit setelah  air mendidih, lalu angkat dan pindahkan dalam baskom dengan ketebalan 5 cm
Membuat larutan  bibit Trichoderma
Larutkan bibit Trichoderma sebanyak 35 gram (2,5) sendok makan) kedalam air bersih ± 200 ml ( 1 gelas) dan disaring
Tambahkan larutan cuka sebanyak 1 ml (20 tetes) untuk setiap 200 ml larutan tersebut
Membuat biakan Trichoderma
Siramkan larutan inokulasi tersebut ke media yang telah dipersiapkan (nasi atau dedak dan sekam padi) sampai merata dan ditutup dengan kertas koran.  Untuk 200 ml larutan Trichoderma dapat digunakan untuk membuat 25 kg Trichoderma.
Lakukan pengadukan setelah 2 hari, setelah miselium tumbuh siap digunakan

2. Metharizhium
Metarrhizium anisopliae merupakan pestisida hayati, dengan keunggulan :
-           Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada aliran air alami
-          Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman
-          Mudah diproduksi dengan teknik sederhana
Penggunaan Metarrhizium :
-          100 Gram biakan kemudian dilarutkan kedalam 1 liter air, lalu diremas-remas sampai agens hayati terpisah dari media, kemudian disaring, Tetapi yang berupa tepung dapat langsung dicampur dengan air.
-          Tambahkan sedikit detergen dan 2 sendok teh gula pasir pada larutan, kemudian diaduk sampai homogen.
-          Tambahkan air sehingga menjadi 10 liter larutan semprot.
-          Penyemprotan diarahkan pada organisme sasaran


1.     ALAT DAN BAHAN
          Alat :
 -  Kompor/Autoclave       -  Dandang           - Jarum ose                                 
 -  Timbangan                  -  Panci                 -  Lemari pendingin
 -  Erlemeyer                   -  Pengaduk          -  Lampu bunsen                         
 -  Baki plastik                 -  Tabung reaksi   -  Sendok
 -  Incase                       -   Dandang            -  Rak kayu
           Bahan :
-  Jagung pecah dan beras  masing-masing     = 1  Kg.
-  Palstik tahan panas ukuran 12 x 20 x 0,05 cm
-  Air bersih
-  Stater jamur  Metarrhizium anisopliae.
-           Spritus dan alkohol.

Membuat media padat
-         Cuci beras /jagung pecah, kemudian tiriskan
-         Panaskan air dalam panci sampai mendidih
-         Masukkan beras ± selama 3 - 4 mnt, dan jagung 7 – 10 mnt.
-         Tiriskan beras sampai dingin, sedangkan untuk jagung tambahkan air panas secukupnya.
-          Masukkan kedalam kantong plastik sebanyak 100 gram/kantong.

Melakukan sterilisasi media
-            Sterilisasi dengan dandang, bahan ditanak selama 2-3 jam, setiap satu jam dibalik posisinya, sterilasi dengan Autoclave cukup 15 menit .
-       Media dinginkan dan disimpan pada tempat yang bersih dan teduh.
Menginokulasi media
-    Setelah dingin media  siap diinokulasi dengan agens hayati dengan menggunakan jarum ose dilakukan
   didalam incase
-  Inkubasi dalam ruang bersih.
-  Media padat yang telah ditutupi miselia yang berumur 7-14 hari dapat digunakan untuk aplikasi

3. Rizobakteri (PGPR)
  1. Plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) merupakan kelompok rizobakteri yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui mekanisme produksi antibiotik, siderofor, maupun plant growth hormones
  2. Peran BP3T/PGPR
a.      Menekan perkembangan penyakit (Bioprotectan)
-        Induksi ketahanan secara sistemik (hama dan patogen)
-        Produksi siderofor dan anibiotik (patogen perakaran)
-        Kompetisi nutrisi (patogen perakaran)
b.       Memproduksi fitohormon (Biostimulant) : IAA, Sitokinin, Giberelin, penghambat produksi etilen
c.      Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer)
  1.   Penggunaan BP3T
a.     Perendaman benih
-        Campurkan 3-4 sendok makan bahan biakan dengan 1 gelas air masak, aduk hingga merata.
-          Cuci benih cabai yang akan direndam hingga bersih
-     Rendam benih selama semalam ( 10-12 jam)
             -     Angkat benih dan angin-angin di tempat teduh
             -     Benih siap
  1.  Penyiraman persemaian ( 1 minggu seblum ditanam)
-         Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga rata
-        Siramkan dengan gembor ke persemaian
  1.  Penyiraman  pertanaman ( 1 bulan setelah tanam)
-         Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga merata
-        Siramkan dengan gembor ke sekitar perakaran sampai batas lingkar tajuk

1.      ALAT DAN BAHAN
Alat           :  Rak, Sprinkler (alat pengkabut), Sapu, Termometer, Higrometer
    Bahan       :  Akar bambu 300 gram, air 1 masak yang sudah dingin 500 ml, air bersih 20 liter, terasi tanpa bahan pengawet 100 gram, katul 0,5 kg atau leri 1 liter, gula pasir 200 gram, kapur mati/injet 1 sendok the
2.      LANGKAH KEGIATAN
1.     Penyiapan Bakteri
a.       Cari rumput liar atau rumput gajah atau akar bambu
b.      Cabut dan rontokkan tanah di akar, tetapi jangan bersih betul
c.      Potong akarnya dan rendam dalam air masak yang yang sudah didinginkan selama 2-4 hari
d.      Air rendaman dapat digunakan sebagai bahan sumber bakteri
2.     Pembuatan Media Tumbuh Bakteri
a.     Panaskan air 20 liter hingga mendidih
b.    Masukkan terasi, katul, gula dan kapur injet, aduklah sampai rata
c.    Setelah masak, didinginkan sampai suhu larutan sama dengan suhu kamar
d.    Saring untuk mendapatkan larutan yang siap digunakan sebagai media tumbuh
3.     Pembuatan  BP3T (Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman)
a.     Masukkan bahan sumber bakteri ke dalam larutan media tumbuh bakteri : masukkan 2-5 gelas air rendaman per 20 liter media
b.    Aduk hingga merata
c.    Lakukan pengadukan setiap hari, atau gunakan aerator
d.    Tunggu antara 5-7 hari, BP3T siap digunakan dengan tanda munculnya bau masam/busuk dan cairan keruh

Tidak ada komentar :

Posting Komentar